cover
Contact Name
STT Jaffray
Contact Email
sttjaffraymakassar@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
sttjaffraymakassar@yahoo.co.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Penerbitan Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Jalan Gunung Merapi No. 103 Makassar, 90114
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Jaffray
ISSN : 18299474     EISSN : 24074047     DOI : -
Jurnal Jaffray adalah jurnal peer-review dan membuka akses yang berfokus pada mempromosikan teologi dan praktik pelayanan yang dihasilkan dari teologi dasar, pendidikan Kristen dan penelitian pastoral untuk mengintegrasikan penelitian dalam semua aspek sumber daya Alkitab. Jurnal ini menerbitkan artikel asli, review, dan juga laporan kasus yang menarik. Review singkat yang berisi perkembangan teologi, tafsiran biblika dan pendidikan teologi yang terbaru dan mutakhir dapat dipublikasi dalam jurnal ini.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014" : 6 Documents clear
Doktrin Tentang Surga: Relevansinya bagi Tugas Misi Sedunia Daniel Ronda
Jurnal Jaffray Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v12i2.14

Abstract

Pentingnya doktrin tentang surga bagi orang percaya ditujukan secara jelas dalam artikel ini. Surga didefinisikan sebagai rumah atau tempat, bukan keadaan pikiran sebagaimana banyak sarjana dituntun untuk percaya. Kemudian sebagai tempat, surga menggambarkan sebagai tempat tinggal Yesus, dan tempat yang indah untuk semua orang percaya di mana kita benar-benar menjadi seperti Kristus dan menikmati hadirat Allah. Selanjutnya, kegiatan orang-orang kudus di surga dijelaskan. Neraka ini juga disebutkan secara singkat dalam artikel ini sebagai kontras dengan surga. Sebagai kesimpulan surga harus menjadi faktor pendorong bagi orang percaya hari ini untuk mencapai misi kita untuk dunia sebagai pengikut Yesus.Kata-kata kunci: surga, Yesus, misi, dunia, nerakaThis article carefully addresses the importance of the doctrine of heaven to believers. Heaven is defined as a home or a place, and not a state of mind, as many scholars believe it to be. As a place, heaven is described as Jesus’ dwelling place; a beautiful place for all believers where they become fully like Christ and enjoy the presence of God.  Additionally, this article explains the activities of the saints in heaven.  Hell is mentioned briefly as well, as a contrast to heaven. Thus, this article concludes that heaven should be a motivating factor for believers today to accomplish their mission in the world as Jesus’ followers.Keywords: heaven, Jesus, mission, world, hell
Implikasi Konsep Dan Desain Kurikulum Dalam Tugas Pembinaan Warga Jemaat Junihot M. Simanjuntak
Jurnal Jaffray Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v12i2.18

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan pentingnya para pendidik Kristen memahami konsep dan desain kurikulum dalam kaitannya dengan tugas pembinaan jemaat dan memaknainya sebagai tugas yang mendesak. Memakai metode deskriptif-analitis, penulis memaparkan konsep pembinaan warga jemaat, konsep dan desain kurikulum dalam pembinaan warga gereja. Hasil studi ini menunjukkan 1) Secara umum konsep pembinaan warga gereja di mana tujuan-tujuan pendidikan Kristen harus dimulai dari penegasan tentang Allah yang diperkenalkan melalui Kristus dalam Alkitab; 2) Konsep dan desain kurikulum dalam pembinaan warga gereja, dengan menyimak begitu banyak segi dari peran kurikulum, maka gereja tidak mungkin lagi mengabaikan tugas ini. Maka guru PAK di sekolah dan perguruan tinggi juga harus memikirkan pengembangan kurikulum. Salah satu aspek penting dari guru berkompetensi ialah kemampuannya dalam memahami, mengelola kurikulum dan pembelajaran. Di gereja, para pengerja dan pemimpinnya harus belajar merencanakan dan mengembangkan kurikulum pelayanan berbagai kategori dan kelompok warga gereja.Kata-kata kunci: konsep, desain, kurikulum, tugas, pembinaan, gereja, warga jemaatThis article aims to explain the importance for Christian educators to understand the concept and design of curriculum in relationship to the task of teaching a congregation and understand it as an urgent task.  Using the descriptive-analytic method, the writer explains the concept of teaching a congregation, and the concept and design of curriculum in teaching a congregation.  The results of this study show 1) Generally, concerning the concept of teaching a congregation, the goals of Christian education must begin with the statement about God, who is known through Christ in the Bible; 2) Concerning the concept and design of curriculum in teaching a congregation, including understanding the many-faceted role of curriculum, the church can no longer neglect this task. Accordingly, Christian education teachers both in schools and universities must think about curriculum development. One of the important aspects of a competent teacher is the capability to comprehend, organize curriculum, and teach.  In the church, the staff and leaders must learn how to plan and develop curriculum to minister to the various categories and groups in the congregation. 
Peran Gembala Jemaat Terhadap Pengembangan Pelayanan Holistik Di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Yegar Sahaduta Jayapura Reinhard Jeffray Berhitu
Jurnal Jaffray Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v12i2.19

Abstract

Tujuan yang hendak dicapai dalam tulisan ini antara lain: Pertama, membahas peranan gembala jemaat terhadap pengembangan pelayanan holistik. Kedua, menemukan bentuk-bentuk pelayanan holistik yang efektif untuk memenuhi kebutuhan jemaat GKII Jemaat Yegar Sahaduta Jayapura. Ketiga, membahas hambatan dan penerapan pelayanan holistik di Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Yegar Sahaduta Jayapura. Peranan Gembala Jemaat dalam pelayanan holistik adalah menentukan visi dan misi gereja, mendelegasikan tugas, memberi pertimbangan, pelayanan mimbar, menjaga kebutuhan dan persekutuan jemaat dengan Allah.Kata-kata kunci: Peran gembala, pelayanan holistik, mimbar, persekutuanThe goals, among others, which are hoped to be achieved in this article are: First, to discuss the role of the congregational pastor in the development of a holistic ministry. Second, to discover the forms of holistic ministry which are effective for meeting the needs of the Yegar Sahaduta Church of the Gereja Kemah Injil Indonesia in Jayapura. Third, to discuss the obstacles and application of holistic ministries in the Yegar Sahaduta Church of the Gereja Kemah Inji Indonesia in Jayapura. The roleof the congregational pastor in  holistic ministries includes establishing the vision and mission of the church, delegating responsibilities, giving opinions, ministering in the pulpit, and caring for the needs and fellowship of the church with God.Keywords: pastoral role, holistic ministry, pulpit, fellowship
Etika dalam Pendidikan: Kajian Etis tentang Krisis Moral Berdampak Pada Pendidikan Maidiantius Tanyid
Jurnal Jaffray Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v12i2.13

Abstract

AbstrakEtika pendidikan berdasarkan pada sebuah kajian nyata bahwa manusia harusmelakukan sesuatu dalam tindakan yang beretika, termasuk di dalamnyaproses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Ada kesenjangan yang terjadisekarang bahwa antara penanaman nilai-nilai yang baik dan benar di sekolahpada proses pendidikan, namun di masyarakat sebagai lapangan pendidikantempat mempraktikkan pendidikan tidak memberikan nilai-nilai etika yangbenar sebagai dasar yang mendidik. Kondisi ini akan terus terjadi dari generasike generasi dan pengaruhnya terus berlangsung dan menghasilkan kerusakanmoral bagi generasi selanjutnya, termasuk juga di dalamnya pendidik. Karenaitu, untuk mengatasi krisis moral dalam dunia pendidikan, maka secara internalharus diterapkan model pendidikan berkarakter yang berbasis padafirmanTuhan.Kata-kata kunci: etika, pendidikan, karakterEducational ethics is founded upon the observation that when a person doessomething it must be done in an ethical manner, including that which is donethrough the educational process in the educational context. There is adiscrepancy which now occurs between the schools, where good and rightvalues are plantedthrough the educational process, and the community, as aneducational context, a place that teaches,which does not give ethical valuesthat are correct as a foundation which teaches. This condition will continue tohappen from generation to generation and its influence will be direct and willresult in moral breakdown for the succeeding generations, including theeducator. Because of this, in order to overcome the moral crisis in theeducational world, a model of character education which is based upon God’sword needs to be implemented internally.Keywords: ethics, education, character
Konflik Kebudayaan Menurut Teori Lewis Alfred Coser Dan Relevansinya Dalam Upacara Pemakaman (Rambu Solo’) Di Tana Toraja Robi Panggarra
Jurnal Jaffray Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v12i2.20

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah: untuk menganalisis sejauh mana konflik dalam budaya upacara kematian (Rambu Solo’) Suku Toraja memberi dampak berjalannya fungsi AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, dan Latency Patterns Maintenance) dengan baik ataupun memperkuat ingtegrasi di antara kelompok kaya dan miskin, atau kelompok bangsawan dan rakyat jelata ataupun kelompok hamba. Kebudayaan upacara Rambu Solo’ di Tana Toraja jelas memiliki nilai potensi konflik, akan tetapi beberapa nilai integrasi yang diungkapkan oleh Coser memang memberi pengaruh terhadap kesatuan masyarakat Tana Toraja. Di sisi yang lain juga memberikan pengaruh yang kuat terhadap kesatuan masyarakat Tana Toraja yang tentunya tidak dipahami oleh Coser, yaitu adanya nilai-nilai Tongkonan yang mengikat masyarakat untuk tidak berkonflik. Kata-kata kunci: konflik, kebudayaan, teori Lewis Alfred Coser, upacara, pemakaman, Rambu Solo’, Tana TorajaThe aim of this writing is: to analyze how much the conflict which is in the cultural funeral ritual (Rambu Solo’), of the Torajan ethnic group, impacts the function of AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, and Latency Patterns Maintenance) in a positive manner or evenstrengthens the integration between wealthy and poor groups, or between aristocratic groups and the common people or servants.  The cultural ritual, Rambu Solo’, in the Torajan region clearly possesses the potential for conflict, several integration values, however, which are noted by Lewis Alfred Coser, admittedly influence the unity of the Torajan community.  There exists, however, another factor which strongly influences the unity of the community in the Torajan region which, in fact, was not understood by Coser; that is the presence of Tongkonan values which bind the community so that conflict does not occur. Keywords: conflict, culture, Lewis Alfred Coser’s theory, ritual, funeral, Rambo Solo’, Torajan region
Turut Membina Indonesia Sebagai Rumah Bersama - Peran Gereja Dalam Politik Di Indonesia Zakaria J. Ngelow
Jurnal Jaffray Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v12i2.16

Abstract

Artikel ini ditulis dalam rangka orasi ilmiah pada perayaan Dies Natalis ke-82 Sekolah Tinggi Theologia Jaffray di Makassar, dari suatu perspektif teologi tentang peran gereja dalam politik di Indonesia. Artikel ini terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah tinjauan historis mengenai gereja dan politik di Barat, dari masa Perjanjian Baru sampai pasca-Reformasi ketika gereja berpisah dari negara. Bagian kedua, tentang gereja dan politik di Indonesia. Bagian inilah menjadi pokok uraian pada perayaan Dies Natalis ke-82. Pada bagian kedua ini, topiknya dibagi dalam beberapa bagian, yaitu latar belakang historitas agama dan politik di Indonesia modern, partisipasi Kristen dalam politik di Indonesia, demokrasi prosedural-transaksional dalam konteks politik saat ini dan diakhiri dengan beberapa poin bagaimana gereja berperan dalam mengembangkan substansi demokrasi di Indonesia. Bingkai teologi peran gereja dalam politik adalah misi gereja untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di bumi, di antaranya kebenaran, kedamaian dan kemakmuran bagi semua ciptaan. Politik Kristen bukanlah politik kekuasaan atau untuk kepentingan diri sendiri, tetapi politik untuk melayani dan memperjuangkan kepentingan umum demi kebaikan semua orang dan seluruh ciptaan.Kata-kata kunci :gereja, ciptaan, politik, demokrasi, agamaThis article was written as a theological oration to celebrate the 82nd    anniversary of Jaffray Theological Seminary in Makassar. It is a theological perspective on the role of the church in Indonesian politics. This article consist of two parts, the first is a historical overview of church and politics in the West, from the New Testament period to the post-reformation period when the church was separated from the state. The second part is on the church and politics in Indonesia. This is the part that was delivered as the theological speech at the 82ndcelebration. In this second part various aspects of the topic were elaborated: the historical background of religion and politics in modern Indonesia;  Christian’s participation in Indonesian politics; the context of the recent political situation of procedural-transactional democracy; and finally some points about the church’s role in developing substantial democracy for Indonesia. The theological framework for the political role of the church is that the mission of the church is to implement the signs of the Kingdom of God, i.e. justice, peace, and welfare for all of creation. Christian politics is not the politics of power or of self-interest, but the politics of service and struggle for the common good of people and creation.  Keywords : church, creation, politics, democracy, religion 

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 21, No 2 (2023): October 2023 Vol 21, No 1 (2023): April 2023 Vol 20, No 2 (2022): October 2022 Vol 20, No 1 (2022): April 2022 Vol 19, No 2 (2021): October 2021 Vol 19, No 1 (2021): April 2021 Vol 18, No 1 (2020): Jurnal Jaffray 18, no. 1 April 2020 Vol 18, No 2 (2020): October 2020 Vol 18, No 1 (2020): April 2020 Vol 17, No 1 (2019): Jurnal Jaffray Volume 17, no. 1 April 2019 Vol 17, No 2 (2019): Oktober 2019 Vol 17, No 1 (2019): April 2019 Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018 Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018 Vol 16, No 2 (2018): Oktober 2018 Vol 16, No 1 (2018): April 2018 Vol 15, No 2 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No. 2 Oktober 2017 Vol 15, No 2 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No. 2 Oktober 2017 Vol 15, No 1 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No.1 April 2017 Vol 15, No 1 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No.1 April 2017 Vol 15, No 2 (2017): Oktober 2017 Vol 15, No 1 (2017): April 2017 Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 2 (Oktober 2016) Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 2 (Oktober 2016) Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 1, April 2016 Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 1, April 2016 Vol 14, No 2 (2016): Oktober 2016 Vol 14, No 1 (2016): April 2016 Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 2 Oktober 2015 Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13, No. 2 Oktober 2015 Vol 13, No 1 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 1 April 2015 Vol 13, No 1 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 1 April 2015 Vol 13, No 2 (2015): Oktober 2015 Vol 13, No 1 (2015): April 2015 Vol 12, No 2 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 2 Oktober 2014 Vol 12, No 2 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 2 Oktober 2014 Vol 12, No 1 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 1 April 2014 Vol 12, No 1 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 1 April 2014 Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014 Vol 12, No 1 (2014): April 2014 Vol 11, No 2 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 2 Oktober 2013 Vol 11, No 2 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 2 Oktober 2013 Vol 11, No 1 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 1 April 2013 Vol 11, No 1 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 1 April 2013 Vol 11, No 2 (2013): Oktober 2013 Vol 11, No 1 (2013): April 2013 Vol 10, No 2 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 2 Oktober 2012 Vol 10, No 1 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 1 April 2012 Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012 Vol 10, No 1 (2012): April 2012 Vol 10, No 2 (2012): Vol 10, No 1 (2012): Vol 9, No 2 (2011): Jurnal Jaffray Volume 9 No. 2 Oktober 2011 Vol 9, No 1 (2011): Jurnal Jaffray Volume 9 No. 1 April 2011 Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011 Vol 9, No 1 (2011): April 2011 Vol 9, No 2 (2011): Vol 9, No 1 (2011): Vol 8, No 2 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 2 Oktober 2010 Vol 8, No 2 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 2 Oktober 2010 Vol 8, No 1 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 1 April 2010 Vol 8, No 2 (2010): Oktober 2010 Vol 8, No 1 (2010): April 2010 Vol 7, No 2 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 2 Oktober 2009 Vol 7, No 2 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 2 Oktober 2009 Vol 7, No 1 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 1 April 2009 Vol 7, No 1 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 1 April 2009 Vol 7, No 2 (2009): Oktober 2009 Vol 7, No 1 (2009): April 2009 Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Jaffray Volume 6, No. 2, Oktober 2008 Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Jaffray Volume 6, No. 2, Oktober 2008 Vol 6, No 2 (2008): Oktober 2008 Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007 Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007 Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Jaffray Volume 4, No. 1, Juni 2006 Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Jaffray Volume 4, No. 1, Juni 2006 Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Jaffray Volume 3, No. 1, Juni 2005 Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Jaffray Volume 3, No. 1, Juni 2005 Vol 2, No 2 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 2 Desember 2004 Vol 2, No 2 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 2 Desember 2004 Vol 2, No 1 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 1 Juni 2004 Vol 2, No 1 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 1 Juni 2004 Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Jaffray Volume 1, No. 1, Juni 2003 Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Jaffray Volume 1, No. 1, Juni 2003 More Issue